close

KONI DKI: Tidak Juara Umum PON, Namun Pencapaian Atlet Maksimal

Diposting pada 28 Oct 2021
KONI DKI JAKARTA - Chief de Mission (CdM) kontingen PON DKI Jakarta Hidayat Humaid mengatakan, kendati tidak juara umum pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2021 Papua, pencapaian atlet DKI sudah maksimal. Pada PON yang berlangsung 2 – 15 Oktober tersebut Kontingen DKI Jakarta menduduki peringkat 2 dibawah Jawa Barat dengan meraih 111 medali emas, 91 medali perak dan 99 medali perunggu.

Jawa Barat menempati peringkat pertama dengan 133 medali emas, 105 perak, dan 116 medali perunggu. Sementara Jawa Timur berada di peringkat 3 dengan 110 medali emas, 89 perak, dan 88 medali perunggu.

Bila dibandingkan dengan pencapaian pada PON XIX/2016 Jawa Barat, hasil pencapaian kontingan DKI Jakarta pada PON Papua lebih baik ketimbang PON XIX/2016 Jawa Barat dengan menduduki peringkat 3 di bawah kontingen Jawa Barat dan Jawa Timur.

Hidayat Humaid mengatakan, kendati DKI Jakarta tidak menjadi juara umum PON Papua tapi seluruh tim bisa kembali dengan kepala tegak. Pasalnya, seluruh atlet DKI Jakarta sudah mengerahkan segenap tenaga dan pikiran di lapangan maupun di luar lapangan. Soal hasil, memang ada plus minusnya.

“Saya bangga dengan hasil yang dicapai kontingen DKI Jakarta. Memang banyak dinamika yang terjadi di lapangan, namun itu bisa menjadi catatan bagi kita semua, bukan hanya kontingen DKI Jakarta,” ujar Hidayat Humaid dalam acara press gathering KONI DKI Jakarta yang berlangsung di Jakarta, Kamis (28/10/2021).

Acara press gathering tersebut dihadiri para pimpinan KONI DKI seperti Ketua Umum KONI Provinsi DKI Jakarta Djamhuron P Wibowo, CdM kontingen Hidayat Humaid, Wakil Ketua CdM untuk posko kontingen Kabupaten Mimika Taufik Yudi Mulyanto, Wakil CdM untuk posko kontingen Kabupaten Merauke Gde Sardjana, Wakil CdM posko kontingen Jakarta Mas’ud Saleh, Sekretaris Kontingen Djamran, dan bendahara kontingen Budi Siswanto.

Hidayat mengurai ada empat kategori pemetaan hasil kontingen DKI Jakarta berdasarkan evaluasi yang sudah dilakukan. Dimana 8 cabang olahraga (cabor) berhasil melebihi target, 11 cabor sesuai target, 20 cabor meraih medali tapi tidak memenuhi target,  dan terakhit ada cabor yang tidak meraih medali emas dan gagal mencapai target.

“Yang tidak mencapai target itu disebabkan oleh persiapan yang tidak maksimal karena dua tahun tidak ada Pelatda. Kemudian pandemi covid-19 juga memaksa atlet menjalani latihan secara mandiri,” ujar Hidayat.

Ia menambahkan, selama pelaksanaan PON berlangsung kontingen DKI Jakarta benar-benar menunjukkan kinerja yang maksimal. Mulai dari persiapan atlet menjelang bertanding, selama bertanding maupun setelah bertanding. Sementara tim pendukung seperti bagian kesehatan, para manajer dan offisial berhasil menjalankan tugasnya sesuai tupoksi masing-masing.

“Selain itu, apresiasi yang tinggi dari pemimpin pemerintah provinsi maupun DPRD DKI Jakarta juga menjadi penambah semangat bagi kami. Pasalnya, kendati DKI tidak juara umum tapi mereka mengerti apa yang terjadi di banyak venue pertandingan. Saya tentu tidak elok kalau menyebutkan apa yang terjadi, karena ini dialami juga oleh kentingen lain,” lanjut Hidayat Humaid.

Hidayat juga menyampaikan permohonan maaf yang setinggi-tingginya kepada warga DKI Jakarta, dan seluruh stake holder olahraga DKI termasuk pimpinan tertinggi di Ibukota seperti Gubernur, DPRD, SKPD terkait dan tentunya Dispora DKI yang selama ini sangat concern memberi motivasi atlet selama persiapan. ***

Sumber : SuaraKarya