close

Tidak Benar Gaji Atlet Pelatda DKI Dipotong

Diposting pada 02 Apr 2020

KONIDKI - KONI Provinsi DKI Jakarta membantah pemberitaan bahwa gaji atlet Pelatda PON DKI Jakarta cabang renang dipotong. Yang benar adalah, uang ekstra food bagi atlet yang Rp1 juta per bulan belum dibayar lantaran anggaran dana hibah dari Pemprov DKI belum turun.

Sekum KONI DKI Jakarta Jamron mengaku, pernyataan gaji dipotong sudah salah sasaran dan tidak mendasar. Kata dia, harusnya Cabor Renang melakukan komunikasi ke KONI DKI Jakarta. 

"Sudah kami infokan, kalau ini bukan pemotongan tapi penundaan karena anggaran dari Pemprov DKI Jakarta tahun 2020 belum cair. Jadi penundaan itu akan dirapel atau digabung setelah anggaran cair," ungkap Jamron kepada wartawan, .

Jamron berharap semua pihak tidak gegabah dan asal memberikan informasi jika tidak paham. "Apalagi itu hanya katanya-katanya. Semoga hal ini tidak terulang lagi," bebernya. 

Jamron mengakui, Posko Pengaduan KONI DKI Jakarta pada no ponsel 0878 77225664 dan email poskoaduan.konidki@gamil.com terus menerima pengaduan atlet, pelatih dan cabor. 

"Kalau tidak paham dan merasa dirugikan bisa lapor dan langsung dituntaskan. Banyak kok aduan yang masuk kita respon semua, bukan ujug-ujug muncul gito lho," tukasnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI DKI Jakarta Khaeroni. Menurutnya, pernyataan atlet renang DKI Jakarta I Gede Siman Sudartawa sangat tidak berdasar. Apalagi pernyataan tersebut disampaikan sebelum adanya konfirmasi ke KONI DKI menyangkut pemotongan tersebut. 

"Yang benar uang ekstra food belum dibayarkan karena keterbatasan anggaran yang tersedia. Nanti kalau anggaran 2020 cair semua akan dirapel (digabung-red),” kata Khaeroni. 

Ronny menyayangkan sikap adanya informasi pemotongan gaji sebelum bertanya dan kroscek ke KONI DKI Jakarta.

"Harusnya berkoordinasi kepada pengurus KONI DKI menyangkut hal ini. Kita sudah berusaha dengan berbagai cara agar atlet bisa menerima honor hingga bulan Maret ini. Karena dananya tidak cukup, maka diambil kebijakan untuk menunda dulu pembayaran uang ekstrapuding. Ini berlaku untuk semua cabor yang melakukan Pelatda,” lanjut Khaeroni. 

Seperti diketahui, kepada salah satu media online, Siman mengaku gajinya dipotong Rp1 juta, dari Rp8 juta menjadi Rp7 juta. Celakanya, ia mengetahui hal itu dari temannya sesame atlet Pelatda lantaran kartu ATM dia sendiri dipegang oleh orangtuanya. 

Sebagaimana diketahui, atlet Pelatda lapis satu menerima honorarium perbulan Rp7,5 juta. Ditambah ekstra food sebesar Rp1 juta perbulan, jadi total menerima Rp8,5 juta sebelum dipotong pajak.

Sedangkan pelatih lapis satu untuk honor Rp 9 juta ditambah ekstra food Rp 1 juta jadi total Rp 10 juta. Lalu, asisten pelatih alias aspel Rp 7.750.000 ditambah ekstra food Rp 1 juta jadi total Rp 8.750.000.